Free Blue Glitter Busy Cursors at www.totallyfreecursors.com
Regiena Dwi Sinta (Ice^_^Red): Resensi Buku Pirigan Kacapi Indung

Kamis, 22 Desember 2011

Resensi Buku Pirigan Kacapi Indung

PIRIGAN KACAPI INDUNG
TEMBANG SUNDA CIANJURAN

Judul  Buku     : Gaya Petikan Kacapi Tembang
Penulis             : Julia Kartawinata, M.Pd
Tahun Terbit    : 2011
Nama Penerbit            : CV. Bintang Warli Artika Jalan Geger Kalong Hilir No.217 Bandung     40151
Jumlah Halaman : xviii + 316

            Seiring dengan perkembangan zaman, generasi muda, kalangan akademis maupun masyarakat luas, sering kali mengenyempingkan budaya atau kesenian daerah. Dengan diterbitkannya buku yang berjudul “GAYA PETIKAN KACAPI TEMBANG” diharapkan buku ini mampu mengangkat kembali citra kebudayaan daerah dikalangan akademis maupun kalangan masyarakat luas, khususnya para seniman dan budayawan.
            Otoritas, kepakaran dan kredibilitas penulis dalam menulis buku tersebut sesuai dengan kondisi sosial sekarang ini, karena penulis memiliki keahlian atau kepakaran di bidang ini yaitu seni, dan dalam menulis buku ini penulis juga memiliki kredibilitas yang tinggi karena percaya akan kemampuannya di bidang seni,ini terlihat dari bagaimana penulis menyajikan materi tentang seni tembang sunda .
            Tembang sunda cianjuran merupakan salah satu jenis kesenian tradisional hasil karya masyarakat sunda yang memiliki nilai adiluhung, yang berasal dari daerah Cianjur Jawa Barat, dan disebut dengan seni mamaos, yang lahir dikalangan elit. Dalam pertunjukannya tembang Sunda Cianjuran  tidak akan terlepas dari dua komponen utama, yaitu panembang dan pamirig. Dan yang menjadi pusat atau jantung dalam hal musik tembang Sunda Cianjuran yakni berada pada instrumen kacapi indung, karena dalam penyajiannya lebih banyak didominasi oleh pirigan kacapi indung. Pirigan (iringan) dalam tembang Sunda Cinajuran yang dimainkan oleh kacapi indung, memiliki fungsi bahwa kacapi indung merupakan induk dari panembang dan instrumen lain, kemudian sebagai pemberi aba-aba, pengiring dan pengisi kekosongan, pengaturan tempo (embat) dan juga sebagai pemberi kesan atau rasa musikal terhadap penembang.
            Sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai penulis yaitu dengan kehadiran tembang Sunda Cinjuran sebagai produk masa lampau dimasa kini, mampu membuktikan fleksibilitas budaya sunda yang bisa menghasilkan atau menyuguhkan sesuatu yang kreatif dan inovatif dalam menghadapi tantangan zaman, maka dari itu seiring perkembangan zaman dan kebudayaan tembang Sunda Cianjuran mengalami perubahan dan perkembangan, adanya kreativitas dari seniman tembang Sunda Cianjuran, seperti yang dilakukan oleh Ruk-ruk Rukmana dan Gan-gan Garmana yang mampu menghadapi tantangan zaman, mereka memiliki kreativitas dan kepedulian terhadap komposisi musikal dalam tembang Sunda Cianjuran. Ruk-ruk Rukmana dan Gan-gan Garmana masing-masing memiliki kekhasan dan gaya pirigan dalam tembang Sunda Cianjuran, sehingga kedua gaya pirigan kacapi indung yakni gaya Ruk-ruk Rukmana dan Gan-gan Garmana sangat berpengaruh terhadap perkembangan tembang Sunda Cianjuran, yaitu berpengaruh  terhadap sistem pewarisan, komposisi musikal, dan terhadap sikap sosial para seniman tembang Sunda Cianjuran.  Faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya perbedaan pirigan kacapi indung pada gaya Ruk-ruk Rukmana dan Gan-gan Garmana antara lain, faktor permainan kacapi indung, lingkungan latar belakang dari keluarga, pendidikan formal dan nonformal, dan faktor kreativitas.
            Dalam buku ini, penulis mengorganisasikan pemikirannya tidak langsung menyajikan materi tentang tema dari buku ini,namun penulis sebelum memaparkan inti materi didahului dengan memaparkan konsep-konsep dasar mengenai tembang Sunda Cianjuran seperti kelahiran tembang Sunda Cianjuran, komponen dalam tembang Sunda Cianjuran musikalitas dan pirigan dalam tembang unda Cianjuran. Dan setiap persoalan yang dipaparkan dalam inti materi buku ini penulis selalu menyertakan solusinya, sehingga penyajian buku ini berimbang. Gaya penulisan penulis dalam buku ini cenderung mengajak dialog dengan bahasa santai, karena dalam buku ini beberapa hasil interview dengan narasumber dicantumkan. Sehingga pembaca tidak jenuh dengan bahasa yang disajikan. Selain itu bagi orang yang awam terhadap kesenian tersebut mampu membuka wawasan pembaca.
            Menurut kami, buku ini cocok ditujukan kepada para generasi muda, kalangan akademis dan masyarakat luas khususnya dikalangan seniman. Salah satu buku sumber yang digunakan penulis yaitu buku karya Enip Sukanda yang berjudul “Tembang Sunda Cianjuran Sekitar Pembentukan dan Perkembangan”         . buku tersebut dijadikan acuan penulis dalam penulisan buku ini karena relevansi dengan penulisan buku ini diantaranya yaitu sumber dalam membahas mengenai konsep dasar tembang Sunda Cianjuran, memaparkan keberadaan tembang Sunda Cianjuran, dan juga jenis suara dalam tembang Sunda Cianjuran.
            Inovasi dan gagasan yang ditawarkan oleh penulis dalam buku ini yaitu penulis mampu menyajikan dan menganggkat budaya sunda khususnya tembang Sunda Cianjuran yang mampu menghadapi tantangan zaman. Sehingga melalui buku ini, dapat mengangkat citra kebudayaan sunda.
            Kritik mengenai buku ini menurut kami dari segi cover kertas yang digunakan terlalu tipis dan mudah kusut sehingga tulisannya pudar. Untuk lembar persembahan sudah menarik. Kata Pengantar dalam buku ini terlalu panjang sehingga membuat pembaca bosan. Dan bahasa tulisan yang digunakan dalam buku ini mudah dipahami pembaca dan tulisannya tersusun dengan rapi.
            Menurut kami, untuk cover buku ini sebaiknya menggunakan kertas yang lebih tebal tidak mudah kusut dan tidak membuat tulisan cepat pudar. Untuk kata-kata mutiara dalam lembar persembahan lebih baik jika tidak mengutip dari orang lain tapi dari diri sendiri. Dan kata pengantar untuk buku ini lebih baik ditulis seperlunya saja agar mudah dimengerti.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar